1. Tranformational Leadership
(Katsumoto)
Kepemimpinan transformasional menurut Burns (Bass,1985) merupakan suatu
proses di mana seorang pemimpin berusaha memotivasi bawahannnya untuk melakukan
tanggung jawab yang lebih tinggi, pemimpin berusaha meningkatkan kesadaran
anggotanya dengan menggunakan dayak tarik nilai,moralitas dan idealisme yang
lebih tinggi seperti kebebasan, keadilan, keseimbangan, kedamaian dan
kemanusiaan, tidak berdasarkan emosi seperti ketakutan,kecemburuan dan
kebencian.Sedangkan kepemimpinan transaksional diartikan sebagai kepemimpinan yang
melibatkan suatu proses pertukaran (exchange process) di mana para pengikut
mendapatkan imbalan yang segera dan nyata untuk melakukan perintah-perintah
pemimpin. Kepemimpinan dan karyawan mempengaruhi satu sama lain (Burns dalam
Bass,1985).
Avolio dan Bass (2003) menyebutkan bahwa kepemimpinan transformasional
memiliki empat karakteristik, meliputi kharismatik (idealized Influence), motivasi yang inspirasional (inspirational
motivation), stimulasi intelektual (Intellectual
Stimulation), dan perhatian individual (Individual
Consideration).
Katsumoto adalah seorang pemimpin yang transformatif. Katsumoto menjaga
budaya Jepang sebagai Samurai bagi
Kaisarnya. Pemberontakannya adalah pengabdian pada Kaisar. Katsumoto dan
pengikutnya menganggap bahwa perubahan yang dilakukan oleh Kaisar Meiji terlalu
cepat dan tidak mengindahkan kebudayaan leluhur. Untuk itulah pemberontakan
tersebut dilakukan, bukan untuk menentang kaisar namun menentang kebijaksanaan
yang dibuat oleh Kaisar Meiji pada saat itu.
Katsumoto adalah juga seorang pemimpin yang karismatik dan memberikan
pengaruh yang luar biasa pada pengikutnya. Sosok Katsumoto yang juga sangat
spiritual menjadikan nilai tambah baginya. Sosoknya juga memberikan inspirasi
bagi masyarakatnya. Kedisiplinan yang dibangun, budaya-budaya dipelihara, dan
prinsip-prinsip yang dipegang oleh Katsumoto merupakan daya tarik tersendiri
dari kepemimpinannya.
Belajar dari Katsumoto dalam film tersebut cara terbaik menaklukkan
musuh adalah dengan mempelajari cara berpikirnya, disinilah salah satu strategi
dari Katsumoto ketika dia menjadikan Kapten Algren tahanan di desanya. Maka
dengan mengadakan conversation setiap
hari untuk mempelajari strategi perang Amerika. Dengan mempelajari cara
berpikir musuh, Katsumoto bukan hanya menang tapi menaklukkannya secara total
karena dia juga mendapatkan persahabatan dan dengan itu dia menjadi lebih kuat
karena bertambahnya teman dan sekutu yang dapat diandalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar