Setiap anak adalah anugerah dari
Yang Maha Kuasa. Dan setiap anak adalah unik dan spesial dengan kelebihan dan
kekurangannya. Anak dengan kebutuhan khusus selalu ada, yaitu anak yang berbeda
dari rata-rata anak normal. Jika kita gambarkan dalam distribusi frekuensi
normal, maka anak dengan kebutuhan khusus berada di ekstrim kanan dan ekstrim
kiri. Yang berada di ekstrim kanan disebut anak gifted, sedangkan yang berada di ekstrim kiri disebut anak dengan
anak dengan disability.
Anak dengan kebutuhan khusus
bukan hanya anak dengan disability tapi
juga anak gifted. Karena anak gifted juga berbeda dari anak
kebanyakan. Setiap anak mungkin saja memiliki kelebihan dan kekurangan di area
lain. Ada anak yang cepat menagkap pelajaran dan pandai berhitung, namun ada
juga anak yang mengalami kesulitan belajar, membaca, maupun berhitung.
a. Anak Gifted
Anak gifted biasanya punya kecerdasan di atas
rata-rata (biasanya punya IQ di atas 130) dan atau punya bakat unggul di
beberapa bidangseperti seni, musik, dan matematika. Ada beberapa karakteristik
yang mendskripsikan anak gifted. Ellen
Winner (1996), seorang ahli di bidang kreativitas dan anak berbakat
mendeskripsikan tiga kriteria yang menjadi ciri anak gifted, yaitu:
1. Dewasa lebih dini (precocity), anak gifted adalah
anak yang dewasa sebelum waktunya apabila diberi kesempatan untuk memaksimalkan
bakat yang mereka miliki. Biasanya mereka menngusai satu bidang lebih dulu
daripada teman-temannya yang lain.
2.
Belajar
menuruti kemauan mereka sendiri, mereka biasanya belajar secara berbeda dengan
anak lain. Dan mereka tidak membutuhkan banyak dukungan atau scaffolding dari orang dewasa. Mereka
kerap membuat penemuan dan memecahkan masalah sendiri dengan cara yang berbeda.
3. Semangat untuk menguasai, anak gifted tertarik untuk memahami bidang
yang menjadi bakat mereka. Merka memperlihatkan minat yang besar dan obsesif
serta memiliki kemampuan fokus yang kuat.
Selain
ketiga hal tersebut, para peneliti juga menemukan bahwa anak gifted belajar lebih cepat, memproses
informasi lebih cepat, menggunakan penalaran dengan lebih baik, menggunakan
strategi yang lebih baik, dan memantau pemahaman mereka dengan lebih baik
ketimbang anak yang normal (Stenberg&Clickenbeard, 1995)).
Maka dari
itu, dibutuhkan identifikasi dan penanganan yang tepat pada anak gifted bagi orang tua maupun guru agar
mereka dapat memaksimalkan bakatnya dengan baik. Anak gifted, seperti juga anak lainnya membutuhkan tantangan yang lebih,
jika tidak mereka akan merasa bosan dan frustasi, dan bisa saja mengganggu
temannya yang lain jika mereka menyelesaikan sesuatu lebih dulu.
b. Anak dengan disability
Disability (ketidakmampuan) adalah keterbatasan fungsi
yang membatasi kemampuan seseorang. Para pendidik biasanya lebih sering
menggunakan istilah ‘children with
disabilities”(anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan) ketimbang “disabled children” (anak cacat). Hal ini
bertujuan memberi penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau
ketidakmampuannya.
Ada beberapa gangguan atau ketidakmampuan
seperti gangguan organ indra, gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara
dan bahasa, gangguan belajar (learning
disorder), ADHD, dan gangguan emosional dan perilaku.
Seperti halnya anak gifted. Anak dengan disability
juga tidaklah di semua area. Kekurangan di satu indra, maka indra yang lain
akan bekerja secara maksimal. Bagaimanapun juga kita harus memperlakukan mereka
sama dengan anak yang lain memaksimalkan potensi yang ada pada diri mereka.
Karena mereka juga membutuhkan support dari lingkungan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan jika
anak didik atau anak kita adalah anak dengan disability. Yang pertama tentunya identifikasi dan diagnosa yang
tepat tentang ketidakmampuannya di bidang atau area apa, agar treatment dan
cara penanganan yang diberikan tepat.
Bagi anak dengan learning disabilities misalnya, seorang guru harus lebih
memperhatikan kebutuhan anak tersebut saat memberi pelajaran, menyediakan
akomodasi untuk ujian dan penugasan, membuat modifikasi strategi mengajar,
namun bukan berarti melebihkan anak tersebut dari anak lainnya.
Masih banyak cara lainnya dalam menangani
anak dengan kebutuhan khusus. IDEA (Individual
with Disabilities Education Act) sendiri pada tahun 1990 menetapkan adanya
pendidikan yang tepat dan rancangan pendidikan yang disesuaikan dengan setiap
anak yaitu Individualized Education Plan
(IEP).
IEP adalah penyataan tertulis yang menatakan
sebuah program yang disusun untuk anak dengan disability. Secara umum IEP harus : sesuai dengan kemampuan belajar
anak, disusun khusus untuk memenuhi kebutuhan individual anak, tidak sekedar
menyalin apa-apa yang sudah diberikan kepada anak lain, dan di desain untuk
memberikan manfaat pendidikan.
Dukungan perilaku positif juga sangat
dibuthkan pada perubahan perilaku anak. Dukungan perilaku positif ini terutama
lebih menekankan pada upaya mendukung perilaku yang diinginkan ketimbang pada
menghukum perilaku yang tidak diinginkan dari anak dengan disability.
Dan bagaimanapun kita harus merubah pola
pikir kita dan harus berpikir bahwa anak dengan disability juga adalah seorang anak, sama dengan anak lainnya yang
punya kekurangan di satu poin, tapi juga punya banyak kelebihan di poin lain.
Referensi:
Santrock, John W, 2007. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta
: Kencana Prenada Media Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar