Ahlan wa Sahlan...
Welcome...
Selamat datang di kampoeng hening....

*kampoeng yang sebenarnya tak hening:-)

Minggu, 16 Juni 2013

Special Children


                Setiap anak adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Dan setiap anak adalah unik dan spesial dengan kelebihan dan kekurangannya. Anak dengan kebutuhan khusus selalu ada, yaitu anak yang berbeda dari rata-rata anak normal. Jika kita gambarkan dalam distribusi frekuensi normal, maka anak dengan kebutuhan khusus berada di ekstrim kanan dan ekstrim kiri. Yang berada di ekstrim kanan disebut anak gifted, sedangkan yang berada di ekstrim kiri disebut anak dengan anak dengan disability.
                Anak dengan kebutuhan khusus bukan hanya anak dengan disability tapi juga anak gifted. Karena anak gifted juga berbeda dari anak kebanyakan. Setiap anak mungkin saja memiliki kelebihan dan kekurangan di area lain. Ada anak yang cepat menagkap pelajaran dan pandai berhitung, namun ada juga anak yang mengalami kesulitan belajar, membaca, maupun berhitung.
a.       Anak Gifted
Anak gifted biasanya punya kecerdasan di atas rata-rata (biasanya punya IQ di atas 130) dan atau punya bakat unggul di beberapa bidangseperti seni, musik, dan matematika. Ada beberapa karakteristik yang mendskripsikan anak gifted. Ellen Winner (1996), seorang ahli di bidang kreativitas dan anak berbakat mendeskripsikan tiga kriteria yang menjadi ciri anak gifted, yaitu:
1.       Dewasa lebih dini (precocity), anak gifted adalah anak yang dewasa sebelum waktunya apabila diberi kesempatan untuk memaksimalkan bakat yang mereka miliki. Biasanya mereka menngusai satu bidang lebih dulu daripada teman-temannya yang lain.
2.       Belajar menuruti kemauan mereka sendiri, mereka biasanya belajar secara berbeda dengan anak lain. Dan mereka tidak membutuhkan banyak dukungan atau scaffolding dari orang dewasa. Mereka kerap membuat penemuan dan memecahkan masalah sendiri dengan cara yang berbeda.
3.       Semangat untuk menguasai, anak gifted tertarik untuk memahami bidang yang menjadi bakat mereka. Merka memperlihatkan minat yang besar dan obsesif serta memiliki kemampuan fokus yang kuat.
Selain ketiga hal tersebut, para peneliti juga menemukan bahwa anak gifted belajar lebih cepat, memproses informasi lebih cepat, menggunakan penalaran dengan lebih baik, menggunakan strategi yang lebih baik, dan memantau pemahaman mereka dengan lebih baik ketimbang anak yang normal (Stenberg&Clickenbeard, 1995)).
Maka dari itu, dibutuhkan identifikasi dan penanganan yang tepat pada anak gifted bagi orang tua maupun guru agar mereka dapat memaksimalkan bakatnya dengan baik. Anak gifted, seperti juga anak lainnya membutuhkan tantangan yang lebih, jika tidak mereka akan merasa bosan dan frustasi, dan bisa saja mengganggu temannya yang lain jika mereka menyelesaikan sesuatu lebih dulu.

b.       Anak dengan disability
Disability (ketidakmampuan) adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Para pendidik biasanya lebih sering menggunakan istilah ‘children with disabilities”(anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan) ketimbang  “disabled children” (anak cacat). Hal ini bertujuan memberi penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya.
Ada beberapa gangguan atau ketidakmampuan seperti gangguan organ indra, gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar (learning disorder), ADHD, dan gangguan emosional dan perilaku.
Seperti halnya anak gifted. Anak dengan disability juga tidaklah di semua area. Kekurangan di satu indra, maka indra yang lain akan bekerja secara maksimal. Bagaimanapun juga kita harus memperlakukan mereka sama dengan anak yang lain memaksimalkan potensi yang ada pada diri mereka. Karena mereka juga membutuhkan support dari lingkungan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan jika anak didik atau anak kita adalah anak dengan disability. Yang pertama tentunya identifikasi dan diagnosa yang tepat tentang ketidakmampuannya di bidang atau area apa, agar treatment dan cara penanganan yang diberikan tepat.
Bagi anak dengan learning disabilities misalnya, seorang guru harus lebih memperhatikan kebutuhan anak tersebut saat memberi pelajaran, menyediakan akomodasi untuk ujian dan penugasan, membuat modifikasi strategi mengajar, namun bukan berarti melebihkan anak tersebut dari anak lainnya.
Masih banyak cara lainnya dalam menangani anak dengan kebutuhan khusus. IDEA (Individual with Disabilities Education Act) sendiri pada tahun 1990 menetapkan adanya pendidikan yang tepat dan rancangan pendidikan yang disesuaikan dengan setiap anak yaitu Individualized Education Plan (IEP).
IEP adalah penyataan tertulis yang menatakan sebuah program yang disusun untuk anak dengan disability. Secara umum IEP harus : sesuai dengan kemampuan belajar anak, disusun khusus untuk memenuhi kebutuhan individual anak, tidak sekedar menyalin apa-apa yang sudah diberikan kepada anak lain, dan di desain untuk memberikan manfaat pendidikan.
Dukungan perilaku positif juga sangat dibuthkan pada perubahan perilaku anak. Dukungan perilaku positif ini terutama lebih menekankan pada upaya mendukung perilaku yang diinginkan ketimbang pada menghukum perilaku yang tidak diinginkan dari anak dengan disability.
Dan bagaimanapun kita harus merubah pola pikir kita dan harus berpikir bahwa anak dengan disability juga adalah seorang anak, sama dengan anak lainnya yang punya kekurangan di satu poin, tapi juga punya banyak kelebihan di poin lain.




Referensi:

Santrock, John W, 2007. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Tidak ada komentar:

Posting Komentar