Ahlan wa Sahlan...
Welcome...
Selamat datang di kampoeng hening....

*kampoeng yang sebenarnya tak hening:-)

Kamis, 02 November 2017

No juwit juwit (No jerit-jerit)

Sudah beberapa minggu ini bunda memang sedang terganggu dengan kebiasaan "ngamuk" si abang. Dan kalau udah ngamuk alias tantrum suaranya menggelegar banget. Semua semua diminta dengan menjerit. Ngomong menjerit, nangis apalagi. Hamdalah banget kali ini belajar komunikasi produktif. Dan ada tantangan yang amat sangat seru sekali agar komunikasi produktif di keluarga berjalan dengan baik. Jadi, kali ini bunda milih memperbaiki komunikasi dengan Big A.

Tadi malam sebelum tidur seperti biasa bunda cerita-cerita dulu dengan Big A (Angkasa Mahmuda, 2 tahun 9 bulan). bunda sounding ke Angkasa klo besok kita belajar mengurangi teriakan di setiap aktivitas. 

Bunda: bg,,,besok kita belajar ngurangi jerit-jerit ya nak e,,,klo ada yg dimaui bilangnya baek-baek, lembut. Klo bunda di kamar mandi juga nanyanya ga usah gedor pintu,,,panggilnya lembut,,,bunda,,,o bunda,,,(pakai suara lembut),,ya nak,,,
Angkasa: Iya bunda??? (intonasi melengking), padahal si adek di sebelah dah bubu
Bunda: ha,,,coba pelan ngomongnya,,,
Angkasa: Iyya bunda (mulai lembut)

Seterusnya cerita didominasi oleh bunda sambil sesekali si abang menanggapi dengan mata dah 5 watt. Cerita juga klo besok di angkot (kami lg pulang kampung ke rumah nenek) ga boleh keluarin tangan dari jendela ya, kepalanya juga,,ntar bisa kesamber,,,dan dia malah ingat cerita di tentang saliha di Buku Halo Balita,,,haha

hari ini tetap ada jeritan-jeritan, teriakan tapi selalu diingatkan. dan si abang akan mulai ngerubah intonasinya setiap kali di ingatkan. semoga ke depan lebih baik,,,dan bisa berubah total yah,,,trus masalah ga ngeluarin tangan dan kepala di angkot hamdalah berjalan lancar,,,,

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Jumat, 27 Desember 2013

Sometimes...

Kadangkala ketika kita terlalu merasa kita bisa melakukan semuanya sendiri, ALLAH mengingatkan kita bahwa kita butuh orang lain yang mendukung kita...Entah peringatan itu lewat jalan yang membuat kita bahagia, ataupun membuat kita bersedih karena sangat menyakitkan, tapi peringatan ALLAH pastilah bijaksana...

Kadangkala ketika kita menyombongkan diri bahwa kita selalu punya solusi untuk setiap permasalahan yang ada, ALLAH mengingatkan kita bahwa solusi yang terbaik adalah ketika kita bersandar dan berharap hanya padaNYA, bukan bersandar dan berharap pada makhluknya... Entah peringatan itu lewat jalan yang membuat kita bahagia, ataupun membuat kita bersedih karena sangat menyakitkan, tapi peringatan ALLAH pastilah bijaksana...

Minggu, 16 Juni 2013

Special Children


                Setiap anak adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Dan setiap anak adalah unik dan spesial dengan kelebihan dan kekurangannya. Anak dengan kebutuhan khusus selalu ada, yaitu anak yang berbeda dari rata-rata anak normal. Jika kita gambarkan dalam distribusi frekuensi normal, maka anak dengan kebutuhan khusus berada di ekstrim kanan dan ekstrim kiri. Yang berada di ekstrim kanan disebut anak gifted, sedangkan yang berada di ekstrim kiri disebut anak dengan anak dengan disability.
                Anak dengan kebutuhan khusus bukan hanya anak dengan disability tapi juga anak gifted. Karena anak gifted juga berbeda dari anak kebanyakan. Setiap anak mungkin saja memiliki kelebihan dan kekurangan di area lain. Ada anak yang cepat menagkap pelajaran dan pandai berhitung, namun ada juga anak yang mengalami kesulitan belajar, membaca, maupun berhitung.
a.       Anak Gifted
Anak gifted biasanya punya kecerdasan di atas rata-rata (biasanya punya IQ di atas 130) dan atau punya bakat unggul di beberapa bidangseperti seni, musik, dan matematika. Ada beberapa karakteristik yang mendskripsikan anak gifted. Ellen Winner (1996), seorang ahli di bidang kreativitas dan anak berbakat mendeskripsikan tiga kriteria yang menjadi ciri anak gifted, yaitu:
1.       Dewasa lebih dini (precocity), anak gifted adalah anak yang dewasa sebelum waktunya apabila diberi kesempatan untuk memaksimalkan bakat yang mereka miliki. Biasanya mereka menngusai satu bidang lebih dulu daripada teman-temannya yang lain.
2.       Belajar menuruti kemauan mereka sendiri, mereka biasanya belajar secara berbeda dengan anak lain. Dan mereka tidak membutuhkan banyak dukungan atau scaffolding dari orang dewasa. Mereka kerap membuat penemuan dan memecahkan masalah sendiri dengan cara yang berbeda.
3.       Semangat untuk menguasai, anak gifted tertarik untuk memahami bidang yang menjadi bakat mereka. Merka memperlihatkan minat yang besar dan obsesif serta memiliki kemampuan fokus yang kuat.
Selain ketiga hal tersebut, para peneliti juga menemukan bahwa anak gifted belajar lebih cepat, memproses informasi lebih cepat, menggunakan penalaran dengan lebih baik, menggunakan strategi yang lebih baik, dan memantau pemahaman mereka dengan lebih baik ketimbang anak yang normal (Stenberg&Clickenbeard, 1995)).
Maka dari itu, dibutuhkan identifikasi dan penanganan yang tepat pada anak gifted bagi orang tua maupun guru agar mereka dapat memaksimalkan bakatnya dengan baik. Anak gifted, seperti juga anak lainnya membutuhkan tantangan yang lebih, jika tidak mereka akan merasa bosan dan frustasi, dan bisa saja mengganggu temannya yang lain jika mereka menyelesaikan sesuatu lebih dulu.