Ahlan wa Sahlan...
Welcome...
Selamat datang di kampoeng hening....

*kampoeng yang sebenarnya tak hening:-)

Selasa, 06 November 2012

Carl Rogers - Fully Functioning Person



“Aktualisasi Diri merupakan Keberanian untuk Ada” (Carl Rogers)
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara kejahatan dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illionis, Chicago pada tanggal 8 Januari 1902. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Februari 1987. Rogers dibesarkan dengan pendidikan yang beraliran Kristen fundamentalis yang sangat ketat, tanpa kompromi, dan memberikan penekanan pada tingkah laku moral dan etika yang tepat dan kebajikan yang keras. Ajaran inilah yang banyak mempengaruhi kehidupan masa kanak-kanak Rogers hingga dewasa.
Rogers mendapat gelar Ph.D nya dari Columbia University Teachers College pada tahun 1931 dan menjadi terkenal dalam mengembangkan teorinya nondirective atau client-centered therapy. Tema pokok dari pendekatan Rogers adalah bahwa seseorang harus bersandar pada pengalamannya sendiri tentang dunia, karena hanya itulah kenyataan yang dapat diketahui oleh seorang individu.
Rogers percaya bahwa orang-orang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitarnya, bukan oleh kekuatan tak sadar yang tidak terkontrol. Menurutnya, masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya adalah jauh lebih penting bagi kepribadian kita daripada masa lampau. Akan tetapi pengalaman-pengalaman masa lampau mempengaruhi cara kita memandang masa sekarang dan pada akhirnya mempengaruhi kesehatan psikologis kita. Jadi, pengalaman masa kanak-kanak adalah penting, tetapi Rogers memfokuskan pada apa yang terjadi di masa sekarang, bukan apa yang terjadi pada masa itu.
Rogers percaya bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang unik tentang realitas. Dan karena realitas tersebut bergantung pada pengalaman perseptual seseorang, maka realitas itu akan berbeda pula pada setiap orang.
·         Aktualisasi diri versi Rogers
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologisnya yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar, khusunya dalam masa kanak-kanak. Ada satu perbedaan yang penting antara kecenderungan umum dan kecenderungan khusus ke arah aktualisasi diri. Pematangan dan perkembangan seluruh organisme sama sekali tidak dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman. Akan tetapi aktualisasi diri ditentukan oleh kekuatan-kekuatan sosial, bukan kekuatan-kekuatan biologis.
·         Perkembangan “Diri”
Setiap orang memiliki kebutuhan akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, dan cinta dari orang lain. Pada waktu diri mulai berkembang, maka seorang anak juga belajar membutuhkan cinta. Kebutuhan inilah yang disebut Rogers sebagai “positive regard” (Penghargaan Positif). Cara-cara khusus bagaimana diri itu dapat berkembang dengan sehat atau tidak adalah tergantung pada cinta yang diterima pada masa kanak-kanak. Dan Self Concept (Konsep Diri) yang berkembang pada anak sangat dipengaruhi oleh seorang ibu dan bagaimana ibu tersebut dapat memberikan positive regard kepada anak.
Positive regard itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu conditional positive regard (penghargaan positif bersyarat) dan unconditional positive regard (penghargaan positif tanpa syarat). Dan yang menjadi syarat utama lahirnya kepribadian yang sehat adalah penerimaan penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive regard) pada masa kanak-kanak. Hal ini berkembang jika seorang ibu memberikan cinta kasihnya tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku.
Anak-anak yang berkembang dengan unconditional positive regard tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan. Mereka merasa berharga, dan tidak akan berperilaku defensif, serta adanya keharmonisan antara diri dan persepsi dengan kenyataan. Diri yang berkembang seperti ini akan dapat mengambil bagian  dalam kehidupan dengan bebas dan sepenuhnya. Fleksibel dan terbuka terhadap semua pengalaman baru, dan bebas pula mengembangkan seluruh potensinya untuk aktualisasi diri. Dan ketika aktualisasi diri mulai berlangsung, maka fully functioning person (orang yang berfungsi sepenuhnya) pun dapat dituju.
·         Fully Functioning Person (Orang yang Berfungsi Sepenuhnya)
Ada tiga hal yang diungkapkan Rogers mengenai kepribadian yang sehat menurutnya. Yang pertama adalah bahwa kepribadian yang sehat itu adalah suatu proses, bukan merupakan suatu keadaan yang ada, ia adalah merupakan suatu arah dan bukan tujuan. Aktualisasi diri adalah dinamis dan tidak statis, terus menerus berlangsung.
Yang kedua adalah, bahwa aktualisasi diri itu merupakan proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi merupakan suatu ujian, tantangan, dan pecutan terus menerus terhadap semua kemampuan seseorang.
Sedangkan hal yang ketiga adalah bahwa orang yang mengaktualisasikan dirinya adalah orang yang benar-benar adalah diri mereka sendiri. Artinya mereka tidak bersembunyi di balik topeng, yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan mereka atau menyembunyikan sebagian dari diri mereka.
Namun orang-orang yang mengaktualisasikan diri bukanlah orang yang agresif, memberontak secara terus menerus atau dengan sengaja tidak konvensional dalam menolak aturan-aturan dari orang tua dan masyarakat. Mereka mengetahui bahwa mereka dapat berfungsi sebagai individu-individu dalam batas-batas dan garis-garis pedoman yang jelas dalam masyarakat.
Dalam hal ini, Rogers mengemukakan lima sifat orang yang dapat berfungsi sepenuhnya (fully functioning person), yaitu :
1.      Keterbukaan pada Pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang memiliki kepribadian yang fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Karena itu dapat diaktakan “lebih emosional” dalam arti bahwa dia mengalami banyak emosi baik positif maupun negatif dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat daripada orang yang defensif.
2.      Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsinya merasa hidup dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman yang dirasakan adalah merupakan pengalaman yang baru dan segar, seperti tidak pernah ada sebelumnya. Maka dari itu, selalu ada kegembiraan karena setiap pengalaman tersingkap. Orang tersebut tidak memiliki diri yang berprasangka atau tegar tidak harus mengontrol atau memanipulasi pengalaman-pengalaman, sehingga dengan bebas dapat berpartisipasi di dalamnya.
Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian yang sehat, dimana orang tersebut selalu terbuka kepada pengalamannya sehingga selalu menemukan hal yang baru dan dapat menyesuaikan diri dengan respons atas pengalaman berikutnya.
3.      Kepercayaan terhadap Organisme Orang Sendiri
Rogers menulis, “Apabila suatu aktivitas terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan, maka aktivitas itu perlu dilakukan. Dengan kata lain, saya telah belajar bahwa seluruh perasaan orgnismik saya terhadap suatu situasi lebih dapat dipercaya daripada pikiran saya”. Dengan kata lain, bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak secara intuitif menurut impuls-impuls yang timbul seketika, namun sama sekali tidak terburu-buru dan tetap dapat mempertimbangkan segala konsekuensi yang mungkin muncul.
Karena terbuka pada setiap pengalaman maka individu yang sehat membiarkan seluruh organisme mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi. Semua faktor yang relevan diperhitungkan dan dipertimbangkan serta dicapai keputusan yang akan memuaskan semua segi situasi dengan sangat baik.
4.      Perasaan Bebas
Rogers percaya bahwa kepribadian psikologis yang sehat berbanding lurus dengan kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Dan mereka memiliki perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupannya dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau peristiwa masa lampau. Karena itu mereka melihat banyak sekali pilihan dalam kehidupan dan merasa mampu melakukan apa saja yang mungkin dilakukannya.
5.      Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Mereka mengungkapkan diri mereka dalam produk-produk kreatif dalam semua bidang kehidupan. Mereka bertingkah laku spontan, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam.
Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menghadapi perubahan-perubahan yang traumatis sekalipun.


Sumber: Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar