Allport, salah seorang diantara empat putra seorang dokter,
lahir di Indiana pada tahun 1897, tetapi dibesarkan di Cleveland dimana ia
mendapat pendidikan awal di sekolah-sekolah negeri. Allport mendapat gelar Ph.D
nya dari Harvard pada tahun 1922 dan meneruskan karirnya sebagai pakar
(“kepala”) dari ahli kepribadian di Amerika. Karyanya menyebabkan studi
kepribadian secara akademis dihargai di Amerika Serikat. Allport adalah seorang
Psikolog berlairan Humanistik. Dia mempunyai banyak tanda jasa dan hadiah. Dia adalah
salah seorang dari ahli-ahli psikologi yang pertama di Amerika yang memusatkan
perhatian pada kepribadian yang sehat dan bukan kepribadian yang neurotik.
·
Pendekatan Allport terhadap Kepribadian
Allport lebih
optimistis tentang kodrat manusia daripada Freud, dan memperlihatkan suatu
kekaguman yang luar biasa kepada manusia, sifat-sifatnya yang tampaknya
bersumber dari masa kanak-kanaknya. Orang tuanya menekankan pentingnya kerja
keras dan keshalehan, dan membentuknya dengan suasana aman dan kasih sayang.
Semangat kemanusiaan yang ditanamkan oleh keluarganya ini mendorong Allport
untuk mencari jawaban-jawaban keagamaan
terhadap pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah kehidupan.
Pandangan-pandangan
pribadi Allport sangatlah berbeda dengan Freud. Ia memandang manusia adalah
positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Allport tidak percaya bahwa
orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh alam bawah sadar
atau kekuatan-kekuatan tak sadar seperti yang dikemukakan oleh Freud. Ia percaya
bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh penting pada tingkah
laku orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu yang sehat adalah yang
berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya
kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan
itu juga.
Kepribadian yang matang
tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa kanak-kanak. Ia bebas dari
paksaan-paksaan masa lampau. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan
oleh masa sekarang dan oleh
intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan.
Pandangan mereka adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan
yang akan datang, tidak mundur kembali kepada masa kanak-kanak. Pandangan yang
sehat inilah yang memberi lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak.
Allport mengemukakan
suatu dikotomi antara orang yang neurotis dan orang yang sehat dan salah satu
dari tipe kepribadian itu tidak memperlihatkan salah satu diantara sifat-sifat
dari yang lainnya. Dalam pandangannya, orang yang neurotis beroperasi dalam
genggaman konflik-konflik dan pengalaman kanak-kanak sedangkan kepribadian yang
sehat berfungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi. Allport lebih
menyukai mempelajari hanya orang-orang yang dewasa yang matang dan hanya
sedikit saja berbicara mengenai orang-orang yang neurotis. Karena itulah
dikatakan bahwa sistem dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.
·
Motivasi pada Pribadi yang Sehat
Manusia adalah
makhluk sadar dan rasional, berbuat berdasarkan pada apa yang diharapkannya
dapat tercapai, bukan berdasar pada keinginan primitif atau pengalaman
traumatik masa lalu. Menurut
Allport, motif-motif orang dewas bukan perpanjangan atau perluasan motif masa
kanak-kanak. Motif-motif orang dewasa secara
fungsional otonom terhadap masa kanak-kanak – yakni motif-motif itu tidak
tergantung pada keadaan-keadaan asli, otonom sama seperti pohon ek yang sudah
tumbuh dengan sempurna dari bijinya yang pernah memberinya makanan. Kita tidak
didorong oleh kekuatan-kekuatan pendorong dengan akar-akar pada masa lampau,
tetapi didorong oleh rencana-rencana atau intensi-intensi untuk masa depan.
Segi sentral dari kepribadian adalah intensi-intensi kita yang sadar dan
sengaja, yakni harapan-harapan,
aspirasi-aspirasi, dan impian-impian. Tujuan-tujuan ini mendorong kepribadian
yang matang dan memberi petunjuk yang paling baik untuk memahami tingkah laku
seseorang. Allport menulis, “Memiliki tujuan-tujuan jangka panjang yang dilihat
sebagai pusat dari kehidupan pribadi seseorang, membedakan manusia dari
binatang, orang dewasa dari anak-anak, dan dalam banyak hal kepribadian yang
sehat dari kepribadian yang sakit”.
“Kodrat Intensional” (intentional
nature) kepribadian sehat – perjuangan ke arah masa depan ini – mempersatukan
dan mengintegrasikan seluruh kepribadian. Orang-orang yang neurotis kekurangan
maksud dan tujuan-tujuan jangka panjang dan kepribadian mereka terpotong-potong
menjadi subsistem-subsistem yang tak berhubungan yang kekurangan suatu fokus
sentral dan kekuatan pemersatu.
Kodrat intensional dari kepribadian melayani
maksud lain: ia menambah tingkat tegangan individu. Beberapa teori motivasi
(termasuk teori Freud) menegaskan bahwa manusia didorong pertama-tama untuk
mereduksikan tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada
tingkat yang paling rendah dan dengan demikian menjaga suat keadaan menjadi
homeostatis internal atau “homeostatis”. Dalam pandangan ini individu didorong
oleh tegangan yang berlebihan sehingga mereka terus menerus didorong untuk
mereduksikannya.
Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus
menerus akan variasi, akan sensasi-sensasi dan tantangan-tantangan baru. Mereka
tidak suka akan hal-hal yang rutin dan mereka mencari-cari pengalaman baru.
Mereka mengambil resiko, berspekulasi, dan menyelidiki hal-hal baru. Semua
aktivitas ini menghasilkan tegangan. Akan tetapi Allport percaya bahwa hanya
melalui pengalaman-pengalaman dan resiko-resiko yang menimbulkan tegangan baru
ini, manusia dapat bertumbuh.
Ada
segi lain dari konsepsi Allport tentang kepribadian yang sehat yang mungkin
kelihatannya paradoks: tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh orang yang sehat
pada hakikatnya tidak dapat dicapai!. Dia mengemukakan bahwa meskipun
subtujuan-subtujuan yang dekat dapat dicapai, namun tujuan terakhir tidak dapat
dicapai, seperti kata pepatah “Semakin banyak anda mendapat, semakin banyak
juga yang anda inginkan”. Tujuan akhir menarik seseorang dari salah satu
subtujuan ke subtujuan yang lain, tetapi tetap selalu dalam masa depan yang tidak
dapat dijangkau sampai mati atau sama seperti halangan dari suatu hambatan yang
tidak dapat diatasi.
Menurut
Allport inilah yang enjadi motivasi bagi manusia. Beruntung jika tujuan-tujuan
terakhir kita tidak tercapai sepenuhnya. Karena apabila tujuan tersebu sudah
tercapai aka tidak akan ada lagi yang kekuatan pendorong yang mengarahkan
kehidupan kita. Kita harus mengembangkan motif baru untuk mengganti motif lama
agar kepribadian kita tetap sehat. Allport juga mengemukakan “prinsip pengatur
tingkat energi” (principle of organizing
the energy level). Orang yang matang dan sehat terus menerus membutuhkan motif-motif
kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan energi-energinya.
Teori
Allport tentang dorongan dari kepribadian yang sehat memasukkan juga “prinsip
penguasaan dan kemampuan” (principle of
mastery and competence) yang berpendapat bahwa orang-orang yang matang dan
sehat tidak cukup puas dengan melaksanakan atau mencapai tingkat-tingkat yang
sedang atau yang hanya memadai. Mereka didorong untuk melakukan sedapat
mungkin, untuk mencapai tingkat penguasaan dan kemampuan yang tinggi dalam usaha
memuaskan motif-motif mereka.
·
“Diri” dari Orang yang Sehat
Konsep “diri” (self) merupakan suatu bagian yang
penting dalam pembicaraan tentang kepribadian yang sehat.
Ø
Proprium
Allport ingin menghilangkan
kontradiksi-kontradiksi dan kekaburan-kekaburan yang terkandung dalam
pembicaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan kata itu dan menggantikannya
dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya tentang “diri” dari semua
konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium
dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti
dalam kata “appropriate”. Proprium menunjuk
kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Allport
menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”
Ø
Perkembangan
Proprium
Proprium itu berkembang dari masa bayi
sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Jadi proprium adalah susunan tujuh tingkat “diri” ini. Munculnya proprium merupakan suatu prasyarat untuk
suatu kepribadian yang sehat.
a.
“Diri”
jasmaniah
Munculnya kesadaran akan jasmani dan
fisik. Bayi mulai bisa membedakan antara jari-jarinya dengan sebuah benda yang
dipegangnya dengan jari-jarinya.
b.
Identitas
diri
Sadar bahwa dirinya
adalah orang yang sama
walaupun terus berubah dan berkembang. Ditandai dengan mengenal “nama diri”
sebagai identitas diri.
c.
Harga diri
Mengembangkan perasaan bangga dengan kemampuan diri sendiri melalui
eksplorasi diri, suatu hasil dari belajar dengan usahanya sendiri. Inti dari munculnya harga
diri adalah kebutuhan anak akan otonomi.
d.
Perluasan
diri (self extension)
Anak mulai menyadari keberadaan obyek dan orang lain dan
mengidentifikasi obyek-obyek yang menjadi bagian milik mereka dan di
sekitar mereka. Ini adalah permulaan dari kemampuan orang untuk memperpanjang
dan memperluas dirinya, untuk memasukkan tidak hanya benda-benda tetapi juga
abstraksi-abstraksi, nilai-nilai, dan kepercayaan-kepercayaan.
e.
Gambaran
diri
Mencakup pandangan aktual dan ideal mengenai diri sendiri, berkembang
melalui interaksi dengan orang tua. Hal ini menunjukkan bagaimana anak
melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya.
f.
Diri
sebagai Pelaku Rasional
Muncul sesudah anak menyadari dan memiliki kemampuan berpikir rasional
yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Anak sadar dapat mengatasi
masalahnya secara logis dan rasional.
g.
Perjuangan
Proprium (Propriate Striving)
Mencakup tujuan jangka panjang. Kesadaran eksistensi diri dalam tujuan
atau pencapaian jangka panjang. Pandangannya mengarah ke depan dan dapat
menyusun rencana jangka panjang sehingga bangunan self menjadi lengkap.
·
Perkembangan Kepribadian yang Sehat
Allport tidak
menggambarkan perkembangan kepribadian menurut tingkat-tingkat yang jelas
seperti halnya dengan perkembangan diri. Kekurangan ini sesuai dengan
kepercayaannya bahwa kepribadian dewasa lebih merupakan fungsi dari masa
sekarang dan masa yang akan datang daripada masa lampaunya. Hanya pada orang
neurotis terdapat suatu hubungan fungsional yang bersinambung antara anak dan
orang dewasa.
Menurut Allport peranan
ibu sangatlah penting. Allport memperhatikan hubungan antara bayi dan ibunya,
khususnya dengan banyaknya keamanan dan kasih sayang yang diberikan ibu kepada
anaknya. Apabila bayi menerima keamanan dan kasih sayang yang cukup, maka
pertumbuhan psikologis yang positif akan terjadi sepanjang tingkat munculnya
diri. Anak akan membentuk suatu identitas dan gambaran diri, dan diri akan
meluas melampaui orang itu. Selama masa adolesensi, perjuangan-perjuangan proprium akan terbentuk menjadi frame of reference dan dorongan bgi
pertumbuhan yang akan datang. Dan dapat dipastikan, jika semua perkembangan
diri pada tempatnya akan muncul pribadi yang matang dan sehat.
Namun jika keamanan dan
kasih sayang itu tidak dipenuhi, maka anak tersebut akan menjadi agresif, suka
menuntut, iri hati, egosentris, dan pertumbuhan psikologisnya berkurang. Pada
masa dewasa, orang itu akan dikontrol oleh dorongan-dorongan masa
kanak-kanaknya.
·
Kriteria Kepribadian yang Matang
Tujuh kriteria
kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus
dari kepribadian sehat.
1.
Perluasan Perasaan Diri
Dapat ambil bagian dan menikmati macam-macam kegiatan (tidak terikat
pada pemenuhan kebutuhan /kewajiban saja). Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau
orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Diri
menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan
aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2.
Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang
Lain
Allport membedakan dua macam
kehangatan dalam hubungan dengan orang lain: kapasitas untuk keintiman dan
kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis akan mampu
memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman
akrab. Keintiman ini menghasilkan suatu perasaan perluasan diri yang berkembang
baik.
Perasaan terharu, tipe kehangatan
yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan
kekeluargaan dengan semua bangsa. Empati timbul melalui “perluasan imajinatif”
dari perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya. Hasil dari
perasaan terharu ini adalah kepribadian matang yang sabar terhadap tingkah laku
orang lain dan tidak menghukumnya atau mengadilinya. Menerima bahwa orang lain
juga mempunyai kelemahan yang mungkin sama dengan dirinya.
3.
Keamanan Emosional
Salah satu kualitas utama dari
kepribadian sehat ini adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat mampu
menerima semua segi yang ada pada diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan dan kekurangan
tersebut. Kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Dapat
mengontrol emosi mereka dan juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi
tersebut.
Kualitas lain dari keamanan emosional
ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan
bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan dari kemauan-kemauan
dan keinginan-keinginan. Kekecewaan-kekecewaan tersebut tidak melumpuhkan
kepribadian mereka malah sebaliknya dapat menguatkan mereka.
4.
Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang
dunia mereka secara objektif. Mereka
tidak perlu mempercayai situasi-situasi atau orang lain di sekitar mereka jahat
atau semuanya baik menurut prasangka priadi terhadap realitas. Mereka menerima
realitas sebagaimana adanya.
5.
Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya
pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalamnya. Keberhasilan dalam
pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat
tertentu suatu tingkat kemampuan.
Pekerjaan dan tanggung jawab
memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai
kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang
penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan
keterampilan-keterampilan.
6.
Pemahaman Diri
Pemahaman mendalam tentang diri sendiri, kemampuan mempertahankan hubungan
positif dengan dri sendiri maupun objek lain, misal: menertawakan diri sendiri jika melakukan
kesalahan. Orang yang mempunyai suatu tingkat pemahaman diri (self- objectification) yang tinggi atau
wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya yang negatif
kepada orang lain. Orang itu akan menjadi hakim yang bijaksana terhadap orang
lain dan mudah diterima dengan lebih baik.
7.
Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Memiliki philosophy of life yang integral, termasuk
orientasi nilai, agama dan kesadaran personal. Orang-orang yang sehat
selalu melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Dan
dalam mencapai tujuan tersebut kita membutuhkan “arah”(directness). Bisa saja kerangka untuk mencapai tujuan tersebut
adalah nilai-nilai yang sangat penting untuk perkembangan suatu filsafat hidup
yang mempersatukan. Suara hati juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang
mempersatukan. Allport juga membedakan antara suara hati orang yang matang
dengan suara hati orang yang neurotis.
Suara hati yang matang adalah suatu
perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang lain
yang mungkin berakar dari nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis.
Sumber: Schultz, Duane. 1991. Psikologi
Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar