Ahlan wa Sahlan...
Welcome...
Selamat datang di kampoeng hening....

*kampoeng yang sebenarnya tak hening:-)

Rabu, 07 November 2012

ORANG YANG MATANG – Model Allport –



Allport, salah seorang diantara empat putra seorang dokter, lahir di Indiana pada tahun 1897, tetapi dibesarkan di Cleveland dimana ia mendapat pendidikan awal di sekolah-sekolah negeri. Allport mendapat gelar Ph.D nya dari Harvard pada tahun 1922 dan meneruskan karirnya sebagai pakar (“kepala”) dari ahli kepribadian di Amerika. Karyanya menyebabkan studi kepribadian secara akademis dihargai di Amerika Serikat. Allport adalah seorang Psikolog berlairan Humanistik. Dia mempunyai banyak tanda jasa dan hadiah. Dia adalah salah seorang dari ahli-ahli psikologi yang pertama di Amerika yang memusatkan perhatian pada kepribadian yang sehat dan bukan kepribadian yang neurotik.

·         Pendekatan Allport terhadap Kepribadian
Allport lebih optimistis tentang kodrat manusia daripada Freud, dan memperlihatkan suatu kekaguman yang luar biasa kepada manusia, sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber dari masa kanak-kanaknya. Orang tuanya menekankan pentingnya kerja keras dan keshalehan, dan membentuknya dengan suasana aman dan kasih sayang. Semangat kemanusiaan yang ditanamkan oleh keluarganya ini mendorong Allport untuk mencari jawaban-jawaban  keagamaan terhadap pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah kehidupan.
Pandangan-pandangan pribadi Allport sangatlah berbeda dengan Freud. Ia memandang manusia adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh alam bawah sadar atau kekuatan-kekuatan tak sadar seperti yang dikemukakan oleh Freud. Ia percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh penting pada tingkah laku orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu yang sehat adalah yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.

Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa kanak-kanak. Ia bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh  masa sekarang dan oleh intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Pandangan mereka adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan yang akan datang, tidak mundur kembali kepada masa kanak-kanak. Pandangan yang sehat inilah yang memberi lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak.
Allport mengemukakan suatu dikotomi antara orang yang neurotis dan orang yang sehat dan salah satu dari tipe kepribadian itu tidak memperlihatkan salah satu diantara sifat-sifat dari yang lainnya. Dalam pandangannya, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman konflik-konflik dan pengalaman kanak-kanak sedangkan kepribadian yang sehat berfungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi. Allport lebih menyukai mempelajari hanya orang-orang yang dewasa yang matang dan hanya sedikit saja berbicara mengenai orang-orang yang neurotis. Karena itulah dikatakan bahwa sistem dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.

·         Motivasi pada Pribadi yang Sehat
Manusia adalah makhluk sadar dan rasional, berbuat berdasarkan pada apa yang diharapkannya dapat tercapai, bukan berdasar pada keinginan primitif atau pengalaman traumatik masa lalu. Menurut Allport, motif-motif orang dewas bukan perpanjangan atau perluasan motif masa kanak-kanak. Motif-motif orang dewasa secara fungsional otonom terhadap masa kanak-kanak – yakni motif-motif itu tidak tergantung pada keadaan-keadaan asli, otonom sama seperti pohon ek yang sudah tumbuh dengan sempurna dari bijinya yang pernah memberinya makanan. Kita tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan pendorong dengan akar-akar pada masa lampau, tetapi didorong oleh rencana-rencana atau intensi-intensi untuk masa depan.
Segi sentral dari kepribadian adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja,  yakni harapan-harapan, aspirasi-aspirasi, dan impian-impian. Tujuan-tujuan ini mendorong kepribadian yang matang dan memberi petunjuk yang paling baik untuk memahami tingkah laku seseorang. Allport menulis, “Memiliki tujuan-tujuan jangka panjang yang dilihat sebagai pusat dari kehidupan pribadi seseorang, membedakan manusia dari binatang, orang dewasa dari anak-anak, dan dalam banyak hal kepribadian yang sehat dari kepribadian yang sakit”.
“Kodrat Intensional” (intentional nature) kepribadian sehat – perjuangan ke arah masa depan ini – mempersatukan dan mengintegrasikan seluruh kepribadian. Orang-orang yang neurotis kekurangan maksud dan tujuan-tujuan jangka panjang dan kepribadian mereka terpotong-potong menjadi subsistem-subsistem yang tak berhubungan yang kekurangan suatu fokus sentral dan kekuatan pemersatu.
Kodrat intensional dari kepribadian melayani maksud lain: ia menambah tingkat tegangan individu. Beberapa teori motivasi (termasuk teori Freud) menegaskan bahwa manusia didorong pertama-tama untuk mereduksikan tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang paling rendah dan dengan demikian menjaga suat keadaan menjadi homeostatis internal atau “homeostatis”. Dalam pandangan ini individu didorong oleh tegangan yang berlebihan sehingga mereka terus menerus didorong untuk mereduksikannya.
Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus menerus akan variasi, akan sensasi-sensasi dan tantangan-tantangan baru. Mereka tidak suka akan hal-hal yang rutin dan mereka mencari-cari pengalaman baru. Mereka mengambil resiko, berspekulasi, dan menyelidiki hal-hal baru. Semua aktivitas ini menghasilkan tegangan. Akan tetapi Allport percaya bahwa hanya melalui pengalaman-pengalaman dan resiko-resiko yang menimbulkan tegangan baru ini, manusia dapat bertumbuh.
Ada segi lain dari konsepsi Allport tentang kepribadian yang sehat yang mungkin kelihatannya paradoks: tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai!. Dia mengemukakan bahwa meskipun subtujuan-subtujuan yang dekat dapat dicapai, namun tujuan terakhir tidak dapat dicapai, seperti kata pepatah “Semakin banyak anda mendapat, semakin banyak juga yang anda inginkan”. Tujuan akhir menarik seseorang dari salah satu subtujuan ke subtujuan yang lain, tetapi tetap selalu dalam masa depan yang tidak dapat dijangkau sampai mati atau sama seperti halangan dari suatu hambatan yang tidak dapat diatasi.
Menurut Allport inilah yang enjadi motivasi bagi manusia. Beruntung jika tujuan-tujuan terakhir kita tidak tercapai sepenuhnya. Karena apabila tujuan tersebu sudah tercapai aka tidak akan ada lagi yang kekuatan pendorong yang mengarahkan kehidupan kita. Kita harus mengembangkan motif baru untuk mengganti motif lama agar kepribadian kita tetap sehat. Allport juga mengemukakan “prinsip pengatur tingkat energi” (principle of organizing the energy level). Orang yang matang dan sehat terus menerus membutuhkan motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan energi-energinya.
Teori Allport tentang dorongan dari kepribadian yang sehat memasukkan juga “prinsip penguasaan dan kemampuan” (principle of mastery and competence) yang berpendapat bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak cukup puas dengan melaksanakan atau mencapai tingkat-tingkat yang sedang atau yang hanya memadai. Mereka didorong untuk melakukan sedapat mungkin, untuk mencapai tingkat penguasaan dan kemampuan yang tinggi dalam usaha memuaskan motif-motif mereka.

·         “Diri” dari Orang yang Sehat
Konsep “diri” (self) merupakan suatu bagian yang penting dalam pembicaraan tentang kepribadian yang sehat.
Ø  Proprium
Allport ingin menghilangkan kontradiksi-kontradiksi dan kekaburan-kekaburan yang terkandung dalam pembicaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan kata itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya tentang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”. Proprium menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”
Ø  Perkembangan Proprium
Proprium itu berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Jadi proprium adalah susunan tujuh tingkat “diri” ini. Munculnya proprium merupakan suatu prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat.
a.       “Diri” jasmaniah
Munculnya kesadaran akan jasmani dan fisik. Bayi mulai bisa membedakan antara jari-jarinya dengan sebuah benda yang dipegangnya dengan jari-jarinya.
b.      Identitas diri
Sadar bahwa dirinya adalah orang yang sama walaupun terus berubah dan berkembang. Ditandai dengan mengenal “nama diri” sebagai identitas diri.
c.       Harga diri
Mengembangkan perasaan bangga dengan kemampuan diri sendiri melalui eksplorasi diri, suatu hasil dari belajar dengan usahanya sendiri. Inti dari munculnya harga diri adalah kebutuhan anak akan otonomi.
d.      Perluasan diri (self extension)
Anak mulai menyadari keberadaan obyek dan orang lain dan mengidentifikasi obyek-obyek yang menjadi bagian milik mereka dan di sekitar mereka. Ini adalah permulaan dari kemampuan orang untuk memperpanjang dan memperluas dirinya, untuk memasukkan tidak hanya benda-benda tetapi juga abstraksi-abstraksi, nilai-nilai, dan kepercayaan-kepercayaan.
e.      Gambaran diri
Mencakup pandangan aktual dan ideal mengenai diri sendiri, berkembang melalui interaksi dengan orang tua. Hal ini menunjukkan bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya.
f.        Diri sebagai Pelaku Rasional
Muncul sesudah anak menyadari dan memiliki kemampuan berpikir rasional yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Anak sadar dapat mengatasi masalahnya secara logis dan rasional.
g.       Perjuangan Proprium (Propriate Striving)
Mencakup tujuan jangka panjang. Kesadaran eksistensi diri dalam tujuan atau pencapaian jangka panjang. Pandangannya mengarah ke depan dan dapat menyusun rencana jangka panjang sehingga bangunan self menjadi lengkap.

·         Perkembangan Kepribadian yang Sehat
Allport tidak menggambarkan perkembangan kepribadian menurut tingkat-tingkat yang jelas seperti halnya dengan perkembangan diri. Kekurangan ini sesuai dengan kepercayaannya bahwa kepribadian dewasa lebih merupakan fungsi dari masa sekarang dan masa yang akan datang daripada masa lampaunya. Hanya pada orang neurotis terdapat suatu hubungan fungsional yang bersinambung antara anak dan orang dewasa.
Menurut Allport peranan ibu sangatlah penting. Allport memperhatikan hubungan antara bayi dan ibunya, khususnya dengan banyaknya keamanan dan kasih sayang yang diberikan ibu kepada anaknya. Apabila bayi menerima keamanan dan kasih sayang yang cukup, maka pertumbuhan psikologis yang positif akan terjadi sepanjang tingkat munculnya diri. Anak akan membentuk suatu identitas dan gambaran diri, dan diri akan meluas melampaui orang itu. Selama masa adolesensi, perjuangan-perjuangan proprium akan terbentuk menjadi frame of reference dan dorongan bgi pertumbuhan yang akan datang. Dan dapat dipastikan, jika semua perkembangan diri pada tempatnya akan muncul pribadi yang matang dan sehat.
Namun jika keamanan dan kasih sayang itu tidak dipenuhi, maka anak tersebut akan menjadi agresif, suka menuntut, iri hati, egosentris, dan pertumbuhan psikologisnya berkurang. Pada masa dewasa, orang itu akan dikontrol oleh dorongan-dorongan masa kanak-kanaknya.

·         Kriteria Kepribadian yang Matang
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1.       Perluasan Perasaan Diri
Dapat ambil bagian dan menikmati macam-macam kegiatan (tidak terikat pada pemenuhan kebutuhan /kewajiban saja). Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2.       Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis akan mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman akrab. Keintiman ini menghasilkan suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik.
Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Empati timbul melalui “perluasan imajinatif” dari perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya. Hasil dari perasaan terharu ini adalah kepribadian matang yang sabar terhadap tingkah laku orang lain dan tidak menghukumnya atau mengadilinya. Menerima bahwa orang lain juga mempunyai kelemahan yang mungkin sama dengan dirinya.
3.       Keamanan Emosional
Salah satu kualitas utama dari kepribadian sehat ini adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi yang ada pada diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan dan kekurangan tersebut. Kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Dapat mengontrol emosi mereka dan juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi tersebut.
Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan dari kemauan-kemauan dan keinginan-keinginan. Kekecewaan-kekecewaan tersebut tidak melumpuhkan kepribadian mereka malah sebaliknya dapat menguatkan mereka.
4.       Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif.  Mereka tidak perlu mempercayai situasi-situasi atau orang lain di sekitar mereka jahat atau semuanya baik menurut prasangka priadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5.       Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan.
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6.       Pemahaman Diri
Pemahaman mendalam tentang diri sendiri, kemampuan mempertahankan hubungan positif dengan dri sendiri maupun objek lain, misal: menertawakan diri sendiri jika melakukan kesalahan. Orang yang mempunyai suatu tingkat pemahaman diri (self- objectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Orang itu akan menjadi hakim yang bijaksana terhadap orang lain dan mudah diterima dengan lebih baik.
7.       Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Memiliki philosophy of life yang integral, termasuk orientasi nilai, agama dan kesadaran personal. Orang-orang yang sehat selalu melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Dan dalam mencapai tujuan tersebut kita membutuhkan “arah”(directness). Bisa saja kerangka untuk mencapai tujuan tersebut adalah nilai-nilai yang sangat penting untuk perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Allport juga membedakan antara suara hati orang yang matang dengan suara hati orang yang neurotis.
Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang lain yang mungkin berakar dari nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis.



Sumber: Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar