Ini minggu pertama aku kuliah, setelah
dua minggu bolos. Sebenarnya bukan mau bolos, mau kirim surat izin, tapi
kayaknya siy bakalan gag berlaku, itu menurut spekulasiku. Jadi biar saja lah
aku bolos. Aku bolos bukan karena mengerjakan sesuatu yang gag penting, itu
menurutku. Dan sungguh selama tidak masuk itupun aku banyak mengambil
pelajaran. Karena memang aku sedang melakukan perjalanan. Perjalanan untuk
belajar, bukan di akademik atau di alam seperti ketika aku naik gunung, tapi
kali ini aku belajar dari manusia.
Perjalanan ini kuberi nama Tour de
Borneo. Perjalanan kumulai dari Provinsi Kalimantan Tengah, dilanjut dengan
Kalimantan Selatan, lalu Kalimantan Timur. Tiga provinsi itu saja kuhabiskan
dalam waktu 3 minggu. Jadilah aku harus bolos dua minggu...
Dan sungguh, ketika hari pertama kuliah
agak kikuk, hehehe. Tapi menikmati, terkadang pengennya gag kuliah, tapi ini
amanah orang tua. Dan hari ini, tepatnya hari selasa 26 Februari 2013 aku
mengikuti kuliah nya Pak Fathul Himam. Mata kuliahnya adalah Kepemimpinan
Stratejik. Mata kuliah yang menarik sekali, itu pendapatku walaupun aku baru
pertama masuk.
Kenapa aku tertarik? Mungkin karena saat
ini aku juga sedang aktif dalam dunia organisasi yang bernama Pelajar Islam
Indonesia atau biasa disingkat PII. Perjalananku ke Borneo Island juga dalam
rangka menunaikan amanah di organisasi ini. TURBA (turun ke bawah) namanya. Dan
di organisasiku kepemimpinan mendapat tempat yang selalu menjadi perhatian.
Bagaimana tidak, training (pengkaderan) dalam PII aja namanya dimulai dengan
kata-kata Leadership. Training yang pertama disebut Leadership Basic Training
(LBT), lalu dilanjutkan dengan Leadership Intermediate Training (LIT) dan
Leadership Advanced Training (LAT). Walaupun bukan hanya itu saja pengkaderan di
PII, ada follow up, seperti kursus dan ta’lim lanjutan setelah
training-training tersebut.
Pada setiap training materi tentang
Leadership selalu ada, dan pasti bobotnya berbeda-beda. Tapi kali ini, aku
akhirnya memahami kenapa tujuan organisasiku terlihat begitu sulit dijangkau.
Tujuan dari organisasiku adalah “Kesempurnaan Pendidikan dan Kebudayaan yang
sesua dengan Islam bagi segenap rakyat Indonesia dan ummat manusia”. Yah,
bagaimanalah kesempurnaan akan dicapai, sedangkan sempurna itu hanyalah
milik-Nya.
Hari itu aku belajar bahwa memang tujuan
organisasi harus dibuat seideal mungkin dan sulit dijangkau untuk menjaga
keberlangsungan organisasi. Sungguh sangat visioner sekali para pendahulu ku
dan pelopor pergerakan ini. Aku akhirnya
memahami secara teoritis bahwa tujuan memang harus mengandung resiko,
uncertainly, dan juga long term. Memang tak ada di dunia ini yang namanya zero
risk.
Kepemimpinan juga befungsi sebagai model
yang membuat orang-orang dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik dalam
rangka pencapaian tujuan. Leadership denotes taking action and getting results.
Dalam dunia kerja sendiri seorang
pemimpin haruslah dapat mengambil keputusan yang efektif. Pengambilan keputusan
itu tentu sangat tidak mudah. Dalam penerimaan pegawai misalnya, seorang
pemimpin harus mengambil keputusan dengan melihat job performance dan score
test yang diperoleh calon pegawai tersebut. Dan itu sebagai pertimbangan untuk
memutuskan apakah seseorang itu diterima atau tidak.
Begitulah hari itu aku memperoleh banyak
pelajaran. Kuis yang dilaksanakan setiap minggu juga semoga efektif agar
mahasiswa dapat belajar. Hm,,,aku rasa itu juga bentuk kepemimpinan, karena
pemimpin adalah pengarah, baik secara sadar ataupun tidak sadar...semoga nilai
kuis ku baik.. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar