Pertemuan hari ini dimulai dengan
mendiskusikan “Wise is
a leader, a strategic leader”. Wise,,,kebijaksanaan memang selalu harus menjadi
ciri pemimpin yang baik. Seorang pemimpin haruslah bijaksana. Apa sebenarnya
makna dari bijaksana itu?. Apakah ia berkaitan dengan usia seseorang?. Apakah
semakin tua kita, maka semakin bijaksana?. Seorang pemimpin yang bijaksana
harus mengetahui apa resiko dari hal yang dilakukannya. Pokoknya memahami
setiap kejadian dengan bijaksana, selalu memberikan solusi cerdas dan tepat.
Kita juga mendiskusikan bahwa
akhir-akhir ini pembahasan kepemimpinan tak hanya sebatas kepemimpinan duniawi
saja, namun bagaimana dari duniawi bergerak ke ukhrawi. Bagaimanapun sebagai
orang beragama, pasti mengetahui bahwa akhirat itu ada. Bahkan katanya Abraham
Maslow sendiri memiliki tingkatan need tertinggi, yaitu transendental.
Hm,,,manusia pastilah pada suatu titik menyadari bahwa dirinya kecil dan ada
Yang Lebih Besar yang menciptakannya. Masalahnya sekarang adalah terkadang
kesadaran diri itu datang terlambat.
Berapa banyak pemimpin, seperti yang
juga kita bahas dalam epos jawa, harus menyamar menjadi rakyat jelata untuk
menemukan jati dirinya. Bagaimana ia mengenal dirinya untuk kemudian bisa
mempengaruhi orang lain. Mengenli diri sebelum berhadapan dengan orang lain.
Mengenali diri sebelum mengenali orang lain. Bahkan idealnya, semakin dewasa
kita, semakin kita tidak membutuhkan petunjuk.
Ada sebuah Quote yang mengatakan
“Siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya”. Demikianlah,
dimulai dari mengenali diri, memahami apa yang ada dlam diri, istilah kerennya “Self Awareness”, maka seorang pemimpin
akan menjadi pemimpin yang bijaksana.
Pertemuan kali ini juga ada
presentasi dari dua kelompok. Kelompok pertama membahas mengenai buku The
Leadership Chaallenge dan kelompok kedua membahas mengenai Authentic Leadership
Development.
Pembahasan kelompok pertama
menekankan mengenai visi. Bahwa visi itu penting demi keberlangsungan
organisasi. Menurutku, purpose haruslah ideal dan visi adalah turunan dari
purpose tersebut, lalu diturnkan lagi dalam langkah-langkah strategis berupa
misi-misi yang dapat dilaksanakan pada tataran tekhnis. Namun aku sendiri tidak
tahu apakah pemahamanku benar. Karena memang kita perlu seorang pemimpin yang
visioner, yang punya pandangan jauh ke depan demi menjaga keberlangsungan
organisasi. Diskusi berlanjut sampai mempertanyakan apakah presiden kita
visioner?.
Kelompok kedua membahas mengenai
Authenthic Leadership Development. Ini sedikit banyaknya mirip dengan
pembahasan awal kami. Karena di dalamnya ada Self Awareness, dan bagaimana
memahami diri snediri. Banyak pertanyaan yang muncul di benakku. Apakah ada
sesuatu yang otentik?. Atau ia nya hanya lah sesuatu yang merupkan inovasi dari
sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Pembelajaran, pengalaman, masalah, itu yang
akan membentuk jiwa kita. Modelling pasti ada, bagaimana kita melihat sejarah
tokoh-tokoh pemimpin dunia yang berhasil. Bagaimana kita menyelami kehidupannya
dan akhirnya hal tersebut terinternalisasi di dalam diri kita. Setiap orang
pasti memiliki tokoh idola, bahkan seorang pemimpin pun punya pemimpin yang
menjadi panutannya.
Ada pertanyaan yang muncul, bagaimana
ALD dalam merumuskan strategi? Yah, semua kita menyadari bahwa strategi itu
penting. Strategi dan taktik dalam menjalankan roda kepemimpinan dan organisasi
untuk mencapai tujuan. Kadangkala menurutku hal itu yang kurang dimiliki
pemimpin. Kebanyakan pemimpin saat ini adalah konseptor. Bicara dan memiliki
visi misi yang filosofis, luar biasa namun terhalang ketika harus bicara
masalah tekhnis atau lapangan. Padahal sejatinya, teori harus bisa diturunkan
menjadi aplikasi di lapangan. Begitulah setidaknya menurutku, dalam menjalankan
roda organisasi kita butuh konseptor, namun juga butuh eksekutor. Yang akan
menjalankan konsep-konsep tersebut.
Maka dari itu sebagai seorang
pemimpin harus menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya dan juga anggotanya.
Karena jika ia mengetahui itu, maka akan mudah menutupi kekurangan dengan
kelebihan yang dimiliki anggota lainnya ataupun memaksimalkan potensi-potensi
yang dimiliki.
Pertemuan selanjutnya adalah Jum’at
depan dan akan berlangsung dua sesi karena selasa depan adalah hari libur.
Semangat,,, J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar